Tuesday 30 April 2013

keep calm and MOVE ON!:p

HOLA TEMAN-TEMAAAAAAAAAN. gue jadi rajin ya ngepost di blog? hihi:3 ini sebenernya bukan karena gue kangen sama kalian *ketawa jahat* tapi karena kebetulan gue abis bikin tugas. tapi kangen juga ding :3

teman-teman, doakan aku ya, besok gue dan teman kelompok gue akan presentasi tentang tumpahan minyak di laut, pelajaran geografi._. gue takut di kasih pertanyaan yang aneh-aneh... gimana nih...

gue pengen curcol masa kan ya._. jadi, gue ceritanya sekarang udah lega. kenapa? gini-_- jadi belakangan ini kalian liat kan, post gue galau-galau? I Had To Learn To Let Go. gila, itu bener-bener apa yang gue rasain men. itu bener-bener pengalaman gue sama seseorang. dan seseorang itu, tau blog gue.

kalo dipikir-pikir, gak salah juga sih, kalo dia udah tau gue PERNAH suka sama dia, sayang malah. tapi gimana ya... gue cuma takut dia menjauh, gue takut banget._. apalagi sebentar lagi dia mau pergi jauuuuuuuuuuuuuuh dari jakarta *eh lebay amat ucett* ya intinya gitu. gue sih bilang sama chatrine dan gue bilang juga sama dia, gue yakin gue gak bakalan kangen.................. tapi nyatanya, gue takut banget bakalan kangen. eng, gue sih udah di tolak mentah-mentah bahkan sebelum gue menyatakan yang sebenarnya, yaa biar aja deh, bodo amat. sekarang, karena udah jelas gue gak bakalan sama dia, yaaaaaaaaaaaaaa gue cuma anggep dia kakak gue, gak lebih. that's it. toh dia juga cuma anggep gue adeknya.

tapi ya gitu, meskipun gue udah anggep dia kakak gue doang, masih ada nyisa sedikit nyesek gimana gitu ya di hati... ya gitu deh. terus, gue jadi keinget omongan gue ke temen gue, Silvia Veronika. "gapapa dia tau perasaan lo ka, karena kalo dia udah tau, seengganya lo udah nyampein lo pasti lega. apapun reaksinya dia nanti, itu resiko yang harus lo tanggung saat lo ambil keputusan untuk sayang sama seseorang."

gue mikir. astagaaaa gue bisa ngomong gini, dan bahkan gue pun gak berani ngomong. ya, gue gak usah ngomong juga dia langsung tau-_- dia lebih peka daripada yang gue pikir.

lalu datang seorang cewek... sebut ajah si A. si A ini udah kenal gebetan kakak gue sebelum gue kenal sama gebetan kakak gue ini. naaaaaaaaaah, pas gue udah kenal sama si gebetan kakak gue, gue ngestalk si A karena si A suka mentionan sama gebetan kakak gue ini. *oke gue mulai merasa capek nulis kayak gini, rempong menyeeee-_-* gue, sebagai seorang cewek [kalo dianggep cewek] yang pernah ngasih-ngasih kode ke cowok, gue langsung ngerti kalo si A SUKA SAMA KAKAK GUE. 

sipsip. akhirnya, singkat cerita gue kenalan sama si A. udah haha hihi gitu, trs waktu itu blabla gitu gamungkin gue ceritain disini-_- terus gue otpan sama si A. gue bilang "gue gak akan ngambil dia dari lo, gue gakpunya perasaan lebih dari seorang adek ke kakaknya." 

menurut lo aja, muna banget gak sih gue?:-) pokoknya gitu. tapi anehnya, pas ngomong kayak gitu, gue gak ada nyesek-nyeseknya sama sekali-_- malah, pas si kakak gue ini udah jadi sering ngobrol sm dia di twitter, terutama di dm, gue jadi rada gimanaaaaa gitu:| 

terus gue mikir "apabaaaaat yakali gue cemburu, dia kan cuma kakak gue" DAN setelah gue mikir kayak gitu, gue bikin post yang "I Had To Learn To Let Go". 

ya begitulah intinya, gue gak mau nyusahin kakak gue karena perasaan yang gue punya.... jadi yaa stay strong karena hidup masih panjang, mungkin emang dia cuma anggep gue adek. berarti gue harus bisa mengontrol perasaan. padahal, perasaan gak ada yang tau, perasaan gak bisa di kontrol.

kakak gue bilang gini saat dia peka soal perasaan gue ke dia:

"anggep aja berharap itu sama kayak mimpi. ada mimpi yang bisa lo raih, ada juga yang gak bisa. kalo lo gak bisa meraih mimpi itu, jangan kecewa karena itu resiko yang harus lo tanggung. tapi gak ada salahnya berharap kan?"

kira-kira begitu. terus, gue berpikir: "okelah, gue anggep berharap itu adalah mimpi. tapi buat apa gue bermimpi dan mencoba meraih sesuatu yang bahkan invisible buat gue?" :-)


SELAMAT MALAM!:-)

Monday 29 April 2013

I Had To Learn To Let Go 2

"Aku harus berusaha tak peduli. Aku harus belajar memaafkan. Dan belajar untuk merelakan"

Setidaknya, itulah kalimat yang ada di blog salah satu penulis favoritku, Dwita Sari. Lalu, entah mengapa, hatiku bagai tersetrum oleh sengatan listrik berdaya rendah. Muncul gejolak yang sedikit menyesakkan dada.


Aku tersenyum, sambil menatap layar ponselku. Membaca ulang chat dari aplikasi pesan singkat — BBM. Saat membacanya, memori di otak dan hatiku saling memutar — bagaikan film lama yang telah tersimpan rapi dan menempati satu ruang di hatiku.

Aku membaca ulang chat kita — mulai dari awal aku mengenalmu; hingga sekarang kita sedekat ini. Kau, dan aku. Lalu kenangan itu — tanpa ku sengaja — memutar, semakin jelas dan jelas.

Kenangan saat pertama kali aku berkenalan denganmu hanya dengan bermodalkan "Hai" — saat aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya — saat kamu memainkan jarimu di atas senar gitar — saat kamu bernyanyi — saat kamu perhatian — saat kamu tertawa — saat aku salah tingkah dibuatmu — dan tahu-tahu, aku jatuh cinta.

Perlahan-lahan, raut wajahku berubah. Chat hari ini — membuatku tercengang. Saat kamu membaca cerita karanganku, kamu malah berkata:

"Kamu gak benar-benar punya perasaan itu kan? Itu semua, cuma cerita, kan?"


Terkejut? Sangat. Kenapa? Karena, seketika aku tersadar. Perasaanmu kepadaku tak lebih dari seorang kakak pada adiknya. Dan untuk berharap lebih, kurasa tidak. Hilanglah semua harapanku, di tolak mentah-mentah bahkan sebelum aku sempat menyatakan padamu.

Aku tersenyum hambar melihat kata-katamu. "Kamu gak benar benar punya perasaan itu kan?" Gimana kalau perasaan itu benar-benar ada? Kurasa, kamu-pun takkan peduli.

Lalu, dengan keteguhan hati dan dengan wajah yang tersenyum, aku membalas pesanmu.


"Aku harus bersikap profesional! Seakan nyata? Berarti aku hebat!B)"

Aku akan belajar melepaskanmu. Mungkin, kebahagiaanmu bukan bersamaku.

Tanpa terasa, sebutir air mata pun menetes.

Sunday 28 April 2013

Chatrine's Poetry.

selamat hari minggu manteman visitor blogger!:D post kali ini, gue mau ngepost puisinya chatrine yang dia buat atas dasar iseng-iseng. agak lawak juga, soalnya chatrine bikin puisi ini bener-bener polooooooos banget, tapi puitis juga. menurut gue, puisinya chatrine ini nancep tapi rada ngakak juga sih bacanya-_- penasaran? check this out!


Beri Aku Kepastian.
karya: Chatrine Iriani Sinaga (@chatrnis)

Lama sudah kita tak bertemu
Setelah rasa itu telah hilang
Dan kau tak pernah membalasnya.
Saat aku telah melupakan 
Kamu kembali datang ke dalam kehidupanku.
Tetapi, saat kau datang, kau telah menjadi miliknya.
Entah mengapa, aku sungguh kecewa.
Apakah rasa itu datang lagi?
Kuharap tidak.
Karena, aku takut jatuh cinta padamu lagi. 
Namun? 
Sayangnya, aku gagal.

Ingin rasanya aku berlari, ingin rasanya aku menjauh
Menjauh darimu 
Menjauh dari luka dan pedih yang menanti.
Tetapi kenapa malah kamu yang selalu menghampiri?
Aku takut kalau semua ini hanyalah pura-pura.
Dibalik kepolosan wajahmu, kepolosan tatapanmu
Sangat ingin aku mengusir kehadiranmu
Aku tak ingin menjadi pengganggu
Antara KAMU, dan DIA.

Tetapi, aku sungguh tak rela mengusirmu dari kehidupanku.
Aku ingin menjadi milikmu, lebih dari yang sekarang.
Tapi, aku tak ingin mengejar angin. 
Tak ingin mengejar bayanganmu saja.
Karena, aku sadar.
Mungkin rasa sayangku kepadamu
Tak sama seperti rasa sayangmu kepadaku. 
Perbedaan, dan takdir, memang kadang menyakitkan.

-reaksi gue saat membaca bbm yang isinya puisi chatrine yang ini-> SUMPAH INI IMUT ABIS. gue bilang juga apa, semua orang kalo mau pasti bisa nulis puisi. rasanya lega, kalo udah nulis perasaan yang diubah ke kata-kata puitis dan dibikin jadi puisi. dan akhirnya, chatrine bikin satu puisi lagi:

Kelelahan Hati.
karya: Chatrine Iriani Sinaga (@chatrnis)

Lelah
Sungguh lelah hati ini.
Mengharapkan dirimu yang sudah tidak memberi harapan.
Bodoh memang,
Bodoh diriku yang mengharapkanmu.
Lebih baik aku melawan rasa sayang ini,
Karena kuharus melupakanmu.
Aku yakin suatu saat
Kudapatkan penggantimu.
memang, tak harus lebih baik. 
tetapi mungkin bisa jadi yang terbaik untuk hati ini,
HATI YANG LELAH INI.

Hati ini
Telah lupa merasakan
Merasakan indahnya mencintai, dan indahnya di cintai.
Karena hati ini, selalu menangis.
Selalu terluka.
Luka yang tertoreh dalam.
Hati ini sudah dilupakan, dan tak dianggap.
Hati ini sangat lelah
Hati ini sangat bosan
Untuk menyayangi dirimu.
Akan lebih baik jika aku mengobati hati ini
Dengan melupakan dan mencari penggantimu.
Aku tahu itu tak mudah.
Tetapi demi hati yang lelah ini, 
Melupakanmu? Akan ku lakukan.

-reaksi gue setelah chatrine bbm isinya puisi ini-> cieee hatinya lelah wkwkwk. yaa, emang, namanya juga perasaan, pasti capek kalo di gantung gitu aja. tapi, ya itu resiko karena lo udah berani jatuh cinta, skrg lo juga harus jalanin konsekuensinya.
-reaksi chatrine pas baca karyanya sendiri yang KELELAHAN HATI-> AWWW............. geli:& wkwkwkwk ini abal banget-_-

sekian terimakaseeeeeh:}

I Had To Learn To Let Go.

Sejak awal, saat ku lihat wajahmu yang menenangkan, aku terpana menatap semuanya. Matamu yang kecokelatan, di naungi oleh sepasang alis mata yang lebat, membuat tatapan matamu semakin teduh. Senyum yang selalu tersungging disana, membentuk lengkungan bagaikan ukiran kayu yang amat cantik.

Satu detik, dua detik, aku memandang dirimu — keseluruhan dirimu. Waktu terus bergulir, dan muncul lah rasa yang belum pernah kualami sebelumnya. Perhatian dan senyum yang kau hadirkan dalam hidupku, membuat semua lebih berwarna.

Entah mengapa, rasa itu bertambah kuat setiap harinya. Dan saat aku tersadar — aku telah jatuh cinta.

Kapan perasaan ini datang? Apa sebenarnya yang dinamakan cinta? Apakan ketika aku terpesona menatapnya, maka aku jatuh cinta? Atau, apakah aku jatuh cinta saat aku ingin terus berdua dengannya? Ingin terus berbicara padanya? Saat jantungku berdebar dan meneriakkan namanya ketika berada di dekatnya?

Rasa ini sulit untuk kupahami. Aku belum pernah mengalami perasaan ini. Tapi semua sudah terlambat.

Ketika aku sadar, bahwa cinta itu tak terdefinisi — bahwa cinta itu, ada di saat aku tertawa dan menangis bersamamu — bahwa cinta itu ada saat mataku bertemu dengan matamu — bahwa cinta itu hadir saat jemarimu menyentuh rambutku — kau menyatakan perasaanmu, kepadaku, bahwa kau tak menganggapku lebih dari seorang adik.

Aku tidak diberikan kesempatan. Setidaknya, untuk menyampaikan perasaanku. Sebenarnya, dari awal aku tahu, bahwa perasaanku ini hanyalah perasaan sepihak. Hanyalah perasaan yang kamu lihat sebelah mata. Ya, aku siap menerima konsekuensi itu, karena awalnya akulah yang berharap padamu.

Perasaan yang aku alami pertama kali dalam lima belas tahun hidupku ini, ternyata tak terbalas. Yah, apa yang bisa ku lakukan? Aku sadar, cinta tak bisa dipaksa. Lagipula, aku tak mau mengemis-ngemis cinta.

Pada akhirnya, perasaanmu tetap tak akan berubah. Toh, kamu menyatakan padaku bahwa kamu hanya menganggapku adik.

Menyakitkan? Pasti. Menangis? Pasti. Tapi, apakah ketika aku menangisi perasaanmu itu, semua akan berubah? Aku teringat sebuah kalimat: "ketika kamu menyayangi seseorang, kamu pasti bisa merelakan dia. karena cinta tak harus memiliki."

Jadi, aku belajar untuk melepaskan mu, dan tetap tersenyum, serta berkata "aku juga menyayangimu selayaknya seorang kakak" dengan perasaan cinta yang terpendam di lubuk hati paling dalam.

"well, I had to learn to let go."

Friday 26 April 2013

week-end-is-on!

hai visitor kece yang suka kepo-kepo ucul sama kayak gue!:D gak kerasa yaa udah week-end aja sekarang;;) [sebenernya sih berasa banget karena ulangan & tugas ada setiap hari-_-] ketemu lagi deh kitaa haha._.

gue cukup sedih, karena gue cuma bisa ngeblog setiap hari sabtu-minggu ajah, alasannya karena gue gak punya laptop untuk gue pribadi, adanya laptop bokap-_- kalo gue minjem nanti bapak gue nyeleneh sendiri, menye-menye gajelas gitu. "kamu ini ngeblog terus, emangnya gak ada kerjaan lain apah?" ¬_¬ plis deh pa.

ya gue punya tugas dan ulangan, tapi yakali gue belajar mulu. capek gak sih lo, satu hari duapuluhempat jam mata lo meleeeeek mulu liatin tu buku catetan&buku cetak? ¬_¬

ngomong-ngomong tugas dan ulangan, makin ke sini gue makin kelabakan nih. sekarang bulan april, sebulan lagi, malah ganyampe, gue, teman-teman gue, dan tepatnya warga sekolah SMA FonsVitae1 [sekalian promosi, siapa tau yang baca post gue itu ada anak SMP-nya juga, siapa tau kalian masuk fons iyakan;;)]  akan melaksanakan ujian kenaikan kelas, atau ujian akhir semester II. gue semakin keteteran guys -_- seperti yg gue post sebelumnya yang masalah rapor, di semester II ini gue ngegampangin pelajaran banget gara-gara udah dapet nilai yang lumayan di semester I.

yaaa meskipun separah-parahnya gue ngegampangin, gak sampe gapeduli total juga sih sama tu pelajaran. maksudnya ngegampangin tu gini: tiap ada ulangan, gue pasti ngambil buku pelajaran, trs pegang hp. NAH! sebenernya yang disalahin jangan guenya juga, salahin hp-nya, kenapa terlalu menarik perhatian sih LED-nya?-_- *carikambinghitam*

oke kembali ke pelajaran. setelah post gue yg terakhir ttg rapor, gue berusaha naikin&kejar nilai supaya peringkat gue [MUDAH-MUDAHAN] naik. dan hasilnya?... no comment deh. bukan no comment dalam arti nilai-gue-jeblok-semuanya.

ada bbrp nilai yg naik, dan ada juga yang stay gak naik tp gak turun juga. aneh gak sih nilai jelek aja bisa stay-_- kalo gue mau belajar sebenernya gue bisa. tapi inti permasalahannya itu......... gue itu tipe orang yang kalo belajar tergantung mood gue sm pelajaran itu. eng, maksud gue, tergantung gurunya. kalo gue suka sama gurunya, pasti nilai gue bagos. kalo gak suka, jeblok. tapi ada juga, gue suka sama cara ngajar gurunya, tapi nilai gue jelek.

pemisalan. guru mapel fisika gue, sebut saja bu T, itu sebenernya baik. tapi karena dia sensi bangetttttt sama gue, makanya gue jg jadi males,gak mood belajar fisika. gini. masa gue remedial pelajaran dia kan, trs gue gak ngapa-ngapain. dia tiba-tiba blg "vina ikat dulu itu rambutmu." RAMBUT GUE KENAPA EMANG. terus, guru PKn gue, sebut saja bu I. bu I ini baikbanget sama gue....... cara ngajarnya asik pula. jadi gue mood sama pelajaran dia, nilai gue pasti bagus-bagus di pelajaran dia. meskipun pagi jam pertama gue ulangan pelajaran dia, dan gue baru belajar dua jam sebelum bel masuk, pasti nilai gue bagus. JADI GITU INTINYA.

terus, gue juga rada eneQ [saking keselnya pake Q] -_- sama guru yg gabut mulu kerjaannya. masuk kelas ajah males, kerjaannya ngasih tugaaaaaas mele, trs masuk-masuk, dia bilang minggu depan ulangan. bilang sama murid, "jangan malas ya nak" tapi dia sendiri?...:}

gue berusaha mempertahankan nilai malah kalo bisa ningkatin. tapi kenapa ya mood gue ancur mele kalo inget gurunye:/ tapi! temanteman-ku selalu menyemangati, misalnya, chatrine, merry, dan kak marsha \(´▽`)/ mereka selalu semangatin saya kalo saya lagi patah semangat, males, putus asa, bahkan galau. . .

omong-omong semangat, semangat gue langsung suruttttt ke titik terendah suhu(?) gue bingung, benerbener bingung mau ambil IPA atau IPS. tadinya gue fix IPS, tapi setelah gue di tanya-tanya oleh beberapa orang teman, "vin, IPA/IPS?" gak cuma satu yang nanya, banyak coy. gue sampe mikir ulang. IPA ATAU IPS. KAMPRET GOYAH BENJET GUEEEEEE.

tapi hari ini, gue gak tau kenapa dapet pencerahan dari chatrine saat mengisi angket jurusan.

C: Chatrine
A: Alvina (Gue)

C: "vin, IPA / IPS?"
A: "IPS lah gue fix. Lo?"
C: "gue liat nilai tertinggi vin, kalo IPA lebih tinggi yaa gue IPA."
A: "sip. kalo gitu gue jg liat nilai tertinggi."

okesipppppppp makasih chatrine xxxxxxxx‹ะท doakan gue yang terbaik ya visitors, semoga gue dapet yg terbaik amin!Smiling face (black and white)

oiya! omong-omong mengenai kegiatan gue di luar sekolah, kegiatan gue cukup banyak loh;;)

misalnyaaa: ALPENTCOUSTIC [@alpentcoustic]. band kece yang terdiri dari anggota-anggota kece juga B) anggotanya itu gue [@alvinaamaria], dan GregoriusAndika [@GregoriusAndika] sebagai vokalis, MarshaWidagdo [@widagdom] dan Richard [@ChristR] sebagai gitaris, Karina [@yekholyakarin] sebagai keyboardist dan Adi [@emmanuel976] sebagai cajoon player.

teruuuuuus gue juga ikut paskibra sebagai ekstrakurikuler di sekolah, dan paskibra itu kece bro, kece. kayak gue.

em..... terus gue jg jadi panitia Youth Camp, camping yg di adakan oleh KAJ pas jaman gue kelas 8 mau naik ke kelas 9. gue menjabat *asik* sebagai seksi konsumsi, karena gue juga doyan makan (?)

terus! gue jg sedang dalam proses pembuatan cerita pendek [at least gue anggep itu pendek] hm:'} gue berharap suatu saat nanti gue bisa jadi penulis beneran [AMIN] dan gue entah mengapa berharap, supaya tulisan gue bisa menginspirasi orang lain:'3 meskipun sekarang gue masih penulis amatir, gue bener-bener berharap suatu saat gue bisa jadi penulis profesional....... dan tiba-tiba gue tertarik sama kelas sastra di universitas:'}

doakan ya semoga kegiatan gue lancar-lancar, ujian kenaikan kelas sukses, terus kegiatan di luar sekolah terutama band&paskib tetap berjalan lancar, semua bisa ngimbang. dan doain juga supaya keinginan gue sbg penulis bisa tercapai, amin......♫

Thursday 18 April 2013

18 April 2013 - 2

"Eh
Kalo suatu saat nanti
Gue suka sama lo, gimana?"

Hati tak bisa memilih.
Kita tak akan pernah tau
Pada siapa nantinya kita akan jatuh hati.

Terkadang,
Hati ini jatuh pada orang yang salah
Di waktu yang tepat.

Lebih menyakitkan lagi,
Disaat hati ini jatuh pada orang yang tepat
Namun di waktu yang salah.

Lihat?
Hati tak bisa di tebak.
Kita juga tak bisa memaksakan perasaan.
Untuk apa memaksa perasaan?

Memang
Hatimu mungkin akan hancur
Saat melihat orang yang kamu cintai
Bahagia bersama seseorang,
Dan seseorang itu bukan kamu.

Tetapi, apa yang bisa kamu lakukan?
Kamu hanya bisa tersenyum dan mendukung, kan?
Kembali lagi,
Perasaan tak bisa di paksa.

Lebih baik ia bersama orang lain
Yang dapat membahagiakan dia,
Atau bersamamu,
Namun setengah hati?

Karena, kamu harus ingat.
"CINTA TAK HARUS MEMILIKI."

18 April 2013 - 1

Kenapa?
Kenapa kamu menggunakan "jarak" sebagai penghalang di antara kita?
Kenapa kamu bilang "rasa itu gak nyata karena kamu gak disini"?
Kamu tau?

Perasaanku terlalu kuat untuk di halang oleh jarak.
Buatku, perasaan itu terlalu nyata.
Terlalu nyata, hingga membuatku tertidur sambil menangis.

Memikirkanmu, yang bisa saja tak pernah memikirkanku.
Mudah saja,
Aku selalu memikirkan setiap hal detil darimu.

Sedangkan kamu?

Aku bahkan tak yakin.
Pernahkah terlintas dibenakmu?
Sekali saja,
Bagaimana kabarku?

Wednesday 17 April 2013

17 April 2013.



Terkadang, aku berpikir
Untuk apa mengejar harapan yang tak pasti?
Untuk apa mengejar hal yang tembus pandang,
dan sulit untuk ku raih?”

Cinta.
Cinta yang membuat pendirianku goyah.
Apa yang harus ku lakukan, saat perasaan yang dinamakan “cinta” ini datang?

Di satu sisi, aku ingin berhenti berharap, ingin sekali.
Aku ingin berhenti mengejar sesuatu yang tak pasti itu.
Tapi di sisi lain, aku ingin terus mencintaimu.

Sekelebat, bayanganmu terlintas di benakku.
Sikapmu yang seperti anak kecil
Kepolosan yang tersembunyi di balik matamu.
Semuanya membuatku semakin bingung.

Apa yang harus ku lakukan?
Haruskah aku membiarkan perasaan ini terus mengalir?
Atau haruskah aku berhenti?
Haruskah aku membuang perasaan ini?

Aku terus bertanya-tanya.

Hai kamu, yang membaca ini. Ya, kamu.
Inilah isi hati dan pikiranku.

HATI BUTUH KEPASTIAN.

Hati bukan plastik, yang jika dijatuhkan akan tetap utuh.
Jika seseorang menyukaimu, bahkan menyayangimu
Berikanlah ia kepastian.

Karena jika ia memiliki perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya padamu
Ia telah mempercayakan hatinya yang rapuh kepadamu seorang.
Jagalah hatinya
Karena jika suatu saat nanti hati itu pergi meninggalkanmu
Kamulah yang akan menangis dan menyesal pada akhirnya.

“when someone loves you for no reason,
that means she/he loves you for who you are”

Saturday 13 April 2013

Aku Akan Merindukanmu

selamat malam visitors! malam ini gue mau ngepost puisi gue jaman kelas 6 SD yang gue temukan di antara tumpukan kertas di gudang atas(?) selamat membaca!

Tatapan itu.
Aku rindu tatapan itu.
Saat matamu yang bulat dan berwarna cokelat, dan alis tebal yang menaungi kedua matamu, membuat tatapanmu terlihat teduh.
Tulang pipi yang tinggi, dan senyuman manis.
Tatapan itu begitu dalam, seakan-akan menelanjangi setiap kebohongan yang ada padaku.

Kamu menatap tepat di mataku, dan walaupun aku berusaha menghindarinya, mataku tetap terpaku pada bola mata berwarna cokelat, milikmu.
Aku merasa nyaman dengan tatapanmu
Yang melihat keseluruhan diriku
Mulai dari kejujuran, kebohongan
Sisi positif, bahkan sisi negatifku.

Perlahan, tatapan itu melemah.
Bahkan, menghilang.
Aku bertanya, "kemana tatapan yang selama ini selalu hadir tanpa kuminta?"
Kamu tidak menjawab.

Waktu terus berlalu, akupun akhirnya mengetahui sebabnya.
Ternyata hidupmu tidak akan lama lagi.
Nyala lilin dalan hatimu yang selama ini kulihat
Semuanya menjadi redup
Padahal matamu selalu cerah dan menyiratkan kebahagiaan.

Pada akhirnya, kamu meninggalkan aku sendiri
Bersama kenangan-kenangan yang telah terukir manis dan tajam di hatiku.
Bersama kupu-kupu yang terbang bebas, jiwamu pun ikut terbang ke langit.
Aku hanya bisa memandang dari bumi
Dan dengan derai air mata, berkata:
"Aku akan merindukanmu" :)

bedah majalah:o



   Selamat sore menjelang malam, visitors! Gue bosen banget hoam, jadi gue memutuskan untuk ngepost (lagi) karena yang baca pasti kangen sama gue yakan;3 (?) 


   Jadi ceritanya gini. Beberapa hari yang lalu, di sekolah gue, pas lagi istirahat, tibatiba temen gue dateng ke dalem kelas dan teriak “siapa yang mau majalah ini?” terus gue teriak: “GUEEE.” Majalah yang di bagiin secara gratis itu adalah majalah PROVOKE! edisi bulan Januari 2013 dan Maret 2013. 


   Pertama, gue ambil P! edisi Januari 2013, gue buka halaman demi halaman, memperhatikan setiap sudut halaman dengan seksama(?). Terus, di halaman ke-sekian, gue menemukan sebuah artikel yang di beri judul “ANDROID YOUR LIFE”. Di artikelnya, gue liat ada satu kalimat yang berkata: 


“Smartphone Android bisa jadi asisten pribadi yang siap nemenin lo berkutat dengan berbagai macam kesibukan. Dari mulai yang paling mendasar, AKTIFITAS LO DI SOSIAL MEDIA. Lo dijamin gak akan ketinggalan informasi dengan aplikasi-aplikasi keren macam Plume, Path, atau Instagram.”


   Gue cuma bisa kasih reaksi: WOW BENER BANGET.  Gini ya, gue orangnya gak terlalu update sama dunia luar, bukan kuper juga tapi. Gue punya twiter, facebook, blog, formspring. Dan gue juga pengguna blackberry smartphone. Gue pake socmed tersebut cuma sekedar untuk memudahkan komunikasi gue sama orang-orang di luar sana. Tapi, ADUH. Gue nyesel minta bb sama nyokap. Kenapa? Karena android have so much application, yang gak bisa di install di blackberry. Gue bukannya mau download app kayak Instagram semacam itu. Kalo menurut gue, itu bisa belakangan lah. TAPI gue mau banget download app yang bisa menunjang hobi gue, yaitu nyanyi, bermusik, dan menulis. Contohnya gini, gue kan suka nulis. Waktu itu, gue mau download app BLOGGER di hp gue. Pas gue buka bb app world, UDAH KETEMU TUH. Pas gue pencet install. Dia gakmau. Pas gue buka troubleshootnya, keluar tulisan bahasa inggris yang artinya begini: BLOGGER UNTUK BLACKBERRY HANYA BISA DI INSTALL DI BB OS 10. Sedangkan, bb gue OS7. Gue speechless. Gak bisa berkata-kata.  Gue nyesel minta bb. 


   Lalu gue membalik halamannya, berusaha melupakan sakit hati yang gue rasakan(?). Gue menemukan artikel lain, RAMALAN PAPAH DARTOH UNTUK 2013. Gue tertarik baca judulnya, so gue baca artikelnya. Isi artikelnya, sumpah bikin ngakak………………….. sampai pada akhirnya, gue baca paragraf terakhirnya. Isinya gini:


   “2013 PASTI…. Kiamat” Gue kaget baca judulnya, gue langsung mikir ‘apaan sih masih ada aja orang yang percaya sama kiamat. Lalu, gue meneruskan membaca:  “Eits, jangan panik dulu. Kiamat ini berlaku buat yang ulangtahun di 2013 umurnya udah 20 tahun keatas tapi masih belom punya pacar juga. Eyamasak dari lahir sampe 20 tahun lebih gakpunya pacar? “

Gue langsung mengheningkan cipta…. WKWK. Untuuuung tulisannya bukan “15 tahun keatas”.  Kalopun iya, EMANG KENAPA KALO GAK PUNYA PACAR. Kalo punya pacar tapi di kekang gimana? Gak bebas! Mending jomblo kan, eh single deh. Kalo kata anak-anak jaman gue SMP: “JOJOBA, jomblo-jomblo bahagia” :|


   Terus gue membalik lagi halaman majalah tersebut sambil geleng-geleng kepala. Lalu, ada artikel bejudul “ALAT DORAEMON YANG PASTI BERGUNA DI INDONESIA”.  Gue baca satu persatu, dari semua alatnya, gue ngerasa alat doraemon yang pasti bakalan berguna buat gue itu yaa cuma baling-baling bambu, dan pintu kemana saja. Soalnya, gini. Gue itu bukan tipe orang yang betahan di rumah. Kalopun gue dirumah, lemari cemilan harus penuh. Sedangkan, emak gue kalo beli cemilan suka tanggung-tanggung, soalnya emak gue bilang: “kalo mama beli makanan banyak, pasti habis sama kamu dalam satu hari.” Jahat banget gak sih:’) nah, berhubung makanannya cuman dikit di rumah, otomatis gue gak betah di rumah. Mungkin kalo ada baling-baling bambu dan pintu kemana saja, gue bisa pergi kemana-mana tanpa harus keluar ongkos dan tanpa harus takut pulang kerumah gak tepat waktu.


   Setelah itu, gue menutup majalah P! edisi Januari 2013 karena gak ada lagi yang menarik buat dibaca, dan mengambil edisi Maret 2013. Setelah gue membaca edisi tersebut dari depan sampe belakang, gue cuma tertarik untuk ngebahas artikel dari malesbanget.com; judulnya “MELIHAT KEPRIBADIAN SESEORANG DARI PILIHAN MAKANAN EMPERAN”.


   Gue akan ngebahas isi artikelnya. Yang pertama, makanannya itu MIE AYAM. Gue suka makan mie ayam, meskipun gak terlalu sering makan mie ayam gitu. Ternyata menurut penulisnya, orang yang doyan makan mie ayam itu gak sabaran. Dibandingin makanan-makanan lain, mie ayam di sajikan lebih cepet dan makannya pun cepet, tinggal sruput sampe abis. Orang-orang yang suka makan mie ayam ini biasanya grasak-grusuk, kalo ngelakuin sesuatu pengennya cepet-cepet. (gue banget.__.)


   Kedua, Nasi Warteg. GUE SUKA NASI WARTEG. Sensasi saat makan nasi warteg itu…:’9 menurut artikel ini, orang yang doyan makan nasi warteg, adalah orang rumahan. Makanan warteg itu bentuk dan rasanya 11-12 sama masakan nyokap atau masakan bibi di rumah. (BENER BANGETTT gue anak rumahan, tapi juga doyan jalan :p)


   Ketiga, nasi goreng. Gue suka nasi goreng, kenapa? Soalnya nyokap gue tiap kali ada nasi lebih, pasti bikinnya nasi goreng. Kan gampang tuh, tinggal oseng-oseng jadi. Menurut artikelnya, nasi goreng adalan makanan yang simpel, umum dan bisa di temui dimana-mana. Yang suka makan nasi goreng juga sama, mereka pribadi yang simpel, gak mau ribet dan apa adanya. (artikel ini kayaknya berdasarkan fakta deh. Soalnya gue juga tipe orang yang gak mau ribet, yang simpel ajah. Misalnya, kalo jalan-jalan, gue gak kayak cewek-cewek kebanyakan yang suka pake kalung, pake baju yang bagus-bagus, pake rok, wedges, terus bawa-bawa dompet, pake bedak. RIBET BANGET. Gue lebih suka pake sepatu converse, celana panjang/pendek, kaos/kemeja, pake krim muka, selesai. Bawa hp, bawa dompet. Udah. Gitu doang.)


   Keempat, nasi padang. Makanan ini rasanya tuh enak banget, mana lauknya banyak, enak deh pokoknya. Rasanya baaaaah:9 menurut artikel, isinya nasi padang kan banyak tuh. Sesuai juga sama kepribadian si pemakan, yaitu rame dan meriah, dan ceria. Pasti bisa bikin rame. (Gue banget. Gue tipe orang yang bawel, cerewet, semua hal di omongin, bahkan yang gakpenting sekalipun. Jadi gak akan ada habisnya kalo ngobrol sama gue, kecuali respon lo nyebelin.)


   Kelima, sate. SATE AYAM BROH! Be better try it:9 NIKMAT! Tinggal ambil lima tusuk, gigit, telen. KENYANG! Menurut artikel, orang yang doyan sate itu pinter dalam hitungan, dan mengolah angka. (Gue doyan sate, tapi sayangnya gue “kurang” dalam mengolah angka. Kecuali ekonomi, kalo duit kan beda urusannya…)


   Keenam, pecel ayam. Kalo gue sih, gak terlalu doyan makanan ini, gue lebih doyan ayam bumbu pecel. Yaudah lah ya, sama-sama ada pecel dan ayamnya kan? Tapi menurut artikel ini, penyuka pecel ayam biasanya adalah pribadi yang pemberani dan tidak takut. (Gue pemberani tapi gak setiap saat, kadang gue juga merasa takut, jadi gue gak bisa di kategorikan berani.)


   Sekian dulu ya bedah majalahnya, gue melakukan ini sekali-sekali mungkin, kalo lagi bosen. Thankyouu for reading my post, CAO!

Friday 12 April 2013

CERPEN: Heart Secret.

Biarlah kusimpan sampai nanti aku kan ada disana
Tenanglah dirimu dalam kedamaian ingatlah cintaku
Kau tak terlihat lagi namun cintamu abadi
(Mengenangmu-Kerispatih)

  "Heh! Bengong aja lo," ujar Karin menepuk pundak Aldi dari belakang.
  "Eh! Elo Rin," sahut Aldi sedikit terkejut.
  "Lagi mikirin apa sih? Jam istirahat bukannya ke kantin, malah bengong di kelas. Nanti kesurupan, loh!" canda Karin duduk di bangku sebelah Aldi.
   "Gue masih gak habis pikir. Ada gitu, cewek yang setia ngirim puisi lewat sms ke gue setiap hari, selama 5 tahun! li-ma-ta-hun!" jelas Aldi menoleh ke Karin dengan wajah keheranan.
   "Oh... elo lagi mikirin si pengagum rahasia elo itu, toh!" ujar Karin. Aldi mengangguk.
   "Seharusnya lo bersyukur, Di. Gak semua orang punya pengagum rahasia."
   "Iya, sih. Tapi nih cewek bikin gue penasaran setengah mati! Masalahnya kalo dia emang suka sama gue, janji ketemuan aja langsung. Ini mah, enggak. Setiap gue telepon balik, tuh nomer hape selalu gak aktif. Gue sms, gak pernah dibales. Aneh gak, tuh!" Aldi dongkol, lalu berpikir sejenak. "Apa... Jangan-jangan ini sms dari hantu?" Aldi bergidik, dan mendadak parno.
   "Halah! Percaya aja lo sama yang begituan. Lagi mana ada hantu yang bisa pake hape! Payah lo, ah!" bantah Karin menempeleng kepala Aldi.
     "Udah, gak usah terlalu dipikirin, nanti cepet tumbuh uban, lho. Gue balik ke kelas dulu, yah?" ujar Karin yang saat itu berada di kelas Aldi (3 IPS 2).
    "Rin!" panggil Aldi sesaat setelah Karin beranjak keluar dari pintu kelas 3 IPS 2.
    "Apa?" Karin menoleh.
   "Pulang sekolah, nanti kita makan di warung tenda Pak Teddy, yah?"
   "Siap, Bos!" sahut Karin menghormati, lalu berlari menuju kelasnya (3 IPA 1). Aldi lalu tersenyum melihat tingkah Karin yang setiap hari selalu riang penuh semangat. Hal itulah yang membuat Aldi merasa senang berteman dengan Karin sejak SMP sampai sekarang mereka SMA.
   Sepulang sekolah, mereka bertemu di warung tenda Pak Teddy, tempat makan favorit Aldi dan Karin, di blok S, bilangan Jakarta Selatan.
    "Rin, nanti kalo kita lulus SMA, kita satu kampus, yah?" ujar Aldi di sela-sela makan.
    "Ehm... gak janji yah, Di. Soalnya gue belum tentu kuliah," sahut Karin sambil mengunyah kuetwiaw goreng nya.
   "Lho? Katanya lulus SMA elo mau kuliah?"
   "Iya sih, tapi kan rencana gue, Tapi kalo Tuhan ngasih gue kerjaan pas gue lulus SMA. Yah, gue milih kerja, Ketimbang kuliah. Gue mau bantu nyokap biayain adek gue. Kan elo tau kalo bokap gue udah gak ada," terang Karin. Aldi mengangguk prihatin.
   "Tapi kalo lo jadi kuliah, kita satu kampus, yah."
   "Emang lo gak bosen? Dari SMP sampe SMA bareng sama gue terus?"
   "Yah, gak lah, justru gue seneng"
   "Gak selamanya gue bisa bareng sama lo, Di," ujar Karin.
   "Iya, gue tau. Suatu saat, kalo lo atau gue udah nikah. Saat itu kita udah punya temen hidup masing-masing. Itu kan maksud lo. TAPI itukan masih lama. Gue yakin, elo belum mau cepet-cepet nikah," ujar Aldi. Karin hanya tersenyum. "Oh iya, Rin! Tadi waktu di kelas, gue dapat sms dari cewek misterus itu lagi."
   "Serius lo?" Karin menanggapi dengan antusias.
   "Serius, kali ini dia sms kayak gini ke gue," Aldi segera membuka sms itu dan mulai membacanya.
   "Saat siang menjelang, bagiku kau adalah matahari yang memberikan secerah cahaya penyemangat, dan saat malam datang, bagiku kau adalah bintang yang memberikan kerlip harapan dalam kesunyianku di sepanjang malam."
   "Wah! Bagus banget tuh kata-katanya! Gue minta dong!" kata Karin, lalu mengambil hape Aldi.
   "Stress tuh cewek! Masa selama lima tahun. Dia cuma ngasih identitas jenis kelamin doang! Sok misterius banget!" pekik Aldi kesal.
   "Emangnya... Lo gak curiga sama Merry dan Laras? Kan mereka dari SMP satu sekolah sama kita. Kalo memang sms ini mulai dari semenjak SMP, mereka patut dicurigain," selidik Karin, sok detektif..
   "Terutama Laras, lo kan tau kalo dari SMP dia suka sama elo. Tapi elonya aja yang cuekin dia," lanjut Karin.
   "Iya sih," pikir Aldi. "Tapi daripada cewek pecicilan model mereka, justru gue berharap sms ini dari Lia, cewek manis yang tinggal di sebeblah rumah gue itu. Dia juga kan udah hampir lima tahun tetanggaan sama gue. Kali aja kan, diem-diem dia memendam perasaan suka ke gue," tebak Aldi sedikit narsis.
   "Huhh, ngarep!" ketus Karin.
   "Gak salah juga, kan?" Karin hanya tersenyum tipis dan kembali menyantap kuetiaw gorengnya. Begitu juga Aldi.
                                                                         ****
   "Huffft! Telat lagi! Telat lagi!" gerutu Karin yang berdiri di Halte Green Garden, bilangan Jakarta Barat, tempat biasa dia berangkat bersama Aldi ke sekolah.
   "Maaf deh, soalnya tadi ban motor gue bocor. Jadi mesti ditambel dulu," ujar Aldi memberi senyuman garing. Karin hanya mendelik, dan segera naik ke boncengan jok belakang motor Aldi.
   "Di..."ujar Karin di perjalanan.
   "Ya?"
   "Besok kan hari libur. Kita ke puncak, Yuk? Mau gak?"
   "Wah, Boleh-boleh. Kebetulan besok mobil gak kepake bokap. Jadi kita ke sana bisa pake mobil."
   "Bener, nih?"
   "Iya bener. Tapi kok tiba-tiba elo mau ke puncak sih, Rin?"
   "Yah... Gue pengen menghirup udara segar aja. Mau pergi ke suatu  tempat yang suasananya nyaman dan tentram."
   "Oh, oke. Kalo gitu, besok gue jemput lo jam 9 pagi, oke?"
   "Oke, Say!" jawab Karin semangat.
   "Say?" Aldi mengernyit.
   "Sayur lodeh," celetuk Karin. Aldi hanya tertawa.
                              
                                                                           ****
    
   "Di, nyetir mobilnya yang fokus, dong! Dari tadi gue perhatiin, elo ngeliat ke hape terus," gerutu Karin di tengah perjalanan menuju puncak.
   "Iya tenang aja. Heran. Tumben banget tuh cewek misterius kemarin gak sms gue. Biasanya juga tiap hari dia sms gue," ujar Aldi.
   "Wah kayaknya elo udah mulai jatuh cinta sama cewek misterius itu," lirik Karin.
   "Ah, ada-ada aja lo! Gak mungkinlah, gue jatuh cinta sama cewek yang gak gue kenal!" bantah Aldi.
   "Buktinya lo sekarang mikirin dia."
   "Yah... bukannya gitu, Mungkin karena gue setiap hari dapet sms dari dia, terasa ada yang janggal aja," jelas Aldi. Karin lalu tersenyum sendiri di bangku.
   "Kenapa lo senyum senyum? Nggak lucu, tau gak!" ketus Aldi yang merasa senyuman Karin bermaksud menyindirnya.
   "Hahaha.... Sahabat gue, fallin in love sama cewek misterius," Karin tertawa geli.
   "Yee... dibilang gue gak jatuh cinta! Uhh!" Aldi tiba-tiba terdiam. Kali ini dia memandang wajah Karin lekat-lekat. "Rin, tumben rambut lo dikuncir?"
   "Lagi pengen aja. Memang kenapa?" Karin menoleh.
   "Tambah keliatan cantik," jawab Aldi masih memandang. Karin jadi salah tingkah.
   Sesampainya di puncak. Hari sudah menjelang malam. Aldi dan Karin segera keluar dari mobil, mereka tak sabar ingin menghirup udara sejuk Puncak. Dengan pelan Aldi dan Karin menghela nafasnya, menikmati sepoian angin malam Puncak yang terasa begitu sejuk di rongga dada.
   "Thankyou ya, Di. lo udah mau nemenin gue ke puncak. Gue janji gak bakalan ngerepotin lo lagi," ujar Karin menatap Aldi.
    "Ngomong apaan sih, lo. Gue gak ngerasa direpotin, kok!" sahut Aldi. Karin tersenyum.
    "Eh, liat!" Karin menunjuk ke angkasa. Aldi pun menengok ke atas. "Indah banget yah!"ujar Karin terpesona.
    "Iya, bintangnya banyak!" sahut Aldi sumringah.
    Suasana bersama pun hening, Aldi dan Karin terhanyut bersama memandang kumpulan gugusan di angkasa malam itu.
                                      *****

    Teng Teng! Teeeeeng!
    Bel pertanda istirahat berdering nyaring.
Seluruh siswa SMA Cahaya Bangsa mulai keluar dari kelas mereka dan menyebar ke setiap penjuru lingkungan sekolah. Begitu juga Aldi yang berjalan menuju kelas 3 IPA 1, menemui Karin. Namun, sesampainya didepan kelas 3 IPA 1, Aldi tidak mendapati keberadaan Karin. Saat tadi berangkat sekolah Aldi memang tidak datang bersama Karin. Karena Karin tak kunjung muncul di halte, tempat biasa mereka bertemu hingga jarum jam pukul setengah tujuh pagi. Waktu yang telah mereka sepakati untuk selalu berangkat bersama dari halte green garden. Aldi berkali-kali menelepon Karin, tapi hape Karin tidak aktif.
    "Grace, si Karin masuk gak?" tanya Aldi ke salah satu teman sekelas Karin.
    "Gak, Di. Bukannya biasanya berangkat bareng sama elo?"
    "Iya sih. Tapi hari ini gue gak berangkat bareng dia. Oke, deh, thanks yah," ujar Aldi lalu berjalan menuju kantin. Di sana,  Aldi tidak bisa menikmati soto ayamnya, dia termenung memikirkan Karin yang hari ini sama sekali tidak memberikan kabar kepadanya. Karena biasanya kalau pun Karin tidak masuk sekolah, Karin pasti akan memberitahu Aldi sebelumnya.
    Keesokan harinya pun sama. Hingga jarum jam tangan Aldi menunjukan jam setengah tujuh  pagi, Karin tak kunjung muncul di halte tempat biasa dia menunggu. Karin kembali tidak masuk sekolah, dan tidak memberikan kabar kepada Aldi, ataupun wali kelasnya. Aldi jadi bingung. Karena semenjak pulang dari Puncak, Karini tak lagi memberi kabar, hapenya pun tidak aktif.
   Sepulang sekolah, Aldi ke rumah Karin. Aldi benar-benar ingin tahu kabar Karin.
    "Permisi!" seru Aldi sambil mengetuk-ngetuk gerbang rumah Karin. Tak lama kemudian Mbok Ina, pembantu rumah tangga di rumah Karin, keluar dari dalam rumah dan segera menghampiri Aldi.
    "Eh, Mas Aldi," sapa Mbok Ina yang telah mengenal Aldi dengan baik.
    "Selamat siang, Mbok. Karinnya ada?"
    "Lho? Memang Mas Aldi ndak tau? Kalo Mbak Karin sekarang di rumah sakit?" tanya Mbok Ina dengan logat jawanya yang medok.
   "Di rumah sakit?!" Aldi mengernyit. "Memang Karin sakit apa, Mbok?"
    "Gimana, toh? Mas Aldi kan teman dekatnya Mbak Karin. Masa ndak tau kalo Mbak Karin punya penyakit kanker otak?" terang Mbok Ina keheranan.
    "Kanker otak?!" Aldi sontak terkejut. Benar-benar tekejut. Karena selama ini, Karin tidak pernah menceritakan tentang penyakit itu.
    "Enggeh. Kemarin malem, Mamahnya Putri melihat Mbak Karin pingsan di kamar, terus Mbak Karin langsung di bawa ke rumah sakit. Kalo Mbok ndak salah, hari ini Mbak Karin akan di operasi, karena keadaannya semakin kritis." terang Mbok Ina prihatin.
    "Sekarang Karin ada di rumah sakit mana, Mbok?" tanya Aldi begitu khawatir.
    "Di rumah sakit Siloam, Kebon Jeruk."
    "Makasih Mbok," ujar Aldi dan segera pergi dengan motornya, menuju rumah sakit.
    Sesampainya di rumah sakit Siloam, Aldi segera menanyakan letak ruang operasi kepada karyawan UGD. Setelah di beri tahu, Aldi pun bergegas pergi menuju ruang operasi. Di sana, Aldi melihat tante Dwi; mama dari Karin, dan Dimas; adiknya Karin, saling berpelukan. Aldi terus berjalan mendekat. Tante Dwi menoleh dengan mata berlinang, seiring suster yang keluar dari ruang operasi , membawa tubuh seorang yang di selimuti kain putih tak berdaya di tempat tidur operasi. Aldi berhenti melangkah, dan sekali lagi menatap Tante Dwi, dan bisa menerka siapa seseorang yang ada di balik kain putih itu. Tubuh Aldi  langsung lemas dan hanya bisa menangis sesenggukkan, dadanya terasa begitu terasa sesak, air matanya mengucur deras bersama suara tangisnya yang begitu pilu.
    "Kenapa lo harus pergi secepat ini, Rin? Kenapa lo gak nunngu gue? Kenapa lo gak ngasih waktu sedikit lagi buat gue, menyatakan perasaan gue yang sebenarnya ke elo?" kata Aldi dalam hati sambil terus menangis sesugukkan. Tante Dwi pun menghampiri Aldi.
    "Karin menitipkan ini buat kamu, Di," ujar tante Dwi memberikan selembar kertas sambil berusaha tersenyum. Aldi pun menerimanya, dan segera membaca tulisan yang ada di dalam kertas itu.

To: Aldi.

    Maaf, karena telah merahasiakan semua ini dari elo, tentang penyakit ini dan menjadi cewek misterius yang selama lima tahun setia mengirim sms puisi setiap hari buat elo. tapi sama sekali gak ada maksud gue buat mempermainkan elo, Di. Demi Tuhan!
    Tujuh tahun yang lalu, saat gue tau kalo gue mengidap penyakit kanker otak, gue selalu berdoa agar gue bisa merasakan jatuh cinta sebelum gue meninggal dan ternyata Tuhan mendengar doa gue. Gue dipertemukan dengan cowok yang bisa membuat gue jatuh cinta pada pandangan pertama. Cowok itu elo, Aldi.
    Tapi, gue tahu gue gak akan lama. Karena itu, gue memilih untuk sekedar menjadi sahabat lo, dan hanya bisa mengungkapkan semua perasaan cinta gue lewat sms puisi. Mungkin buat elo konyol. Tapi, memang cuma ini cara gue menyatakan persaan gue ke elo. Semoga elo mau mengerti.
    Terima kasih, karena lo telah mewarnai hari-hari gue selama lima tahun dan gue bahagia. Kalo sampai nafas terakhir gue masih bisa tersenyum, itu karena gue lagi ingat elo. Buat gue semua terasa indah saat bersama elo. Karena gue cinta elo, Di.
    Buat gue, lo cinta pertama dan terakhir gue.... Aldi(:

    Setelah membaca surat itu, Aldi dapat tersenyum lega walaupun air matanya masih terus tercurah. Karena bagi Aldi, surat itu telah menjawab semua perasaan cinta yang terpendam dalam hati Aldi. Bahwa ternyata Karin juga mencintainya.


SELESAI.

Gimana menurut kalian? Leave a comment ya! Gue menerima kritik dan saran, thankyouu!:D