Friday 2 August 2013

Jika.

Suatu pagi, di bulan Agustus.


"...
Melupakanmu, takkan mudah bagi ku.
Slalu ku coba, namun aku tak mampu 
..."

Sepenggal kalimat dari lagu kesukaanku. Melewatkanmu.

Sambil menatap burung-burung yang menyambut pagi dengan kicauan merdu, aku menangis.

Sejenak, dunia membisu. Burung-burung berhenti berkicau, dan aku terjebak di antara memori.

Jika saja, aku bisa kembali ke waktu itu.

Jika saja, aku bisa  menghentikan waktu.

Jika saja, aku bisa menolak untuk bertemu denganmu.

Jika saja, aku bisa memilih, dengan siapa aku akan jatuh cinta nantinya.
 
Jika saja aku tahu, kamu sudah memiliki pelengkap hatimu.

Jika saja aku bisa mencegah hatiku untuk menyayangimu.

Jika saja, semuanya belum terlambat.

Jika saja aku bisa mengutarakan semuanya di hadapanmu.

Jika saja kamu tahu.

Namun, semuanya hanya 'JIKA'.

Thursday 1 August 2013

new month&move on.

Kutatap langit malam. Indah, bagaikan tenda yang menaungi seluruh bumi ini. Bulan bersinar begitu indah, di temani oleh bintang-bintang. Langit, selalu menjadi inspirasiku. Selalu menjadi teman terbaik, saat aku butuh tempat untuk menangis, juga untuk tersenyum.

Tiba-tiba, air mataku menetes. Kenangan yang telah kututup rapat, perlahan membuka. Hening. Semua kenangan manis itu, dari awal hingga ke akhirnya, semua memutar perlahan, layaknya video bisu, dimana hanya hatiku yang bisa merasakan dan mengerti.

Ah, semuanya tergambar jelas di pikiranku. Saat aku butuh pundak untuk menangis, bibir untuk berbicara, dan mata untuk menenangkanku, kamu ada disana. Awalnya, aku hanya menganggap kamu, sebagai teman baikku. Sebagai teman bercerita. Tetapi saat aku sadar, semua telah menjadi rasa sayang.

Dengan penuh keberanian dan hati berdebar, aku menyatakan bahwa perasaan ini telah berkembang menjadi perasaan yang lebih-dari-seorang-sahabat. Kamu hanya menanggapiku dengan senyuman.

Hari demi hari berlalu, waktu terus berjalan. Dekat, dekat, dan dekat. Semakin hari, aku semakin yakin, bahwa perasaanku ini bukan perasaan yang main-main. Aku menaruh harapan yang tinggi padamu. Semakin kita dekat, aku semakin ingin untuk kau jadikan hak-milik.

Tapi kurasa, aku salah. Aku tak seharusnya menaruh harapan padamu.

Entah mengapa, semakin jauh tingkat hubungan kita, kamu semakin jauh. Jauh, sulit untuk ku raih. Aku kecewa.

Yah, mungkin memang tak seharusnya aku menyayangimu. Namun, apa dayaku. Jarum jam yang telah berputar ke kiri, tak bisa di putar lagi ke kanan. Ketika hatiku memutuskan untuk menjadikanmu salah satu orang spesial, ternyata kamu hanya memperlakukanku layaknya sampah. Mendekat, menjauh. Datang, dan pergi. Kamu pikir, hatiku ini apa? Pelabuhan? atau Bandara? Bisa kamu datangi dan kamu tinggal begitu saja.

Haruskah aku melupakanmu, dan melanjutkan hidup ini? Kurasa ya, harus.

"August, please help me. To move on"

Ketika mereka mencoba untuk bertahan dan tetap tinggal, maka dia memang di takdirkan untuk bersamamu. Tetapi ketika mereka meninggalkanmu dalam kesunyian, maka mereka hanya di hadirkan dalam kehidupanmu untuk membuatmu belajar.