Wednesday 4 December 2013

Karena Cinta Harus Berkorban

Cinta itu perlu pengorbanan. Saat kamu mencintai dia, namun dia mencintai orang lain, kamu harus tersenyum saat menatapnya dan bilang: "Kejar cintamu. Buat dirimu bahagia. Aku baik-baik saja."; meskipun saat itu air mata kepedihan telah mengembang dimatamu, dan hatimu sepenuhnya hancur. Lalu, saat orang yang kamu cintai ternyata membalas cintamu, namun lama-kelamaan rasa itu memudar dan bahkan hilang seutuhnya. Dan, duniamu yang tadinya penuh warna dan begitu indah, malah menjadi begitu kelabu bahkan menghitam. Tapi, karena rasa sayangmu yang tanpa batas itu, kamu memaafkan dia dan membiarkan dia pergi. Karena kamupun tahu, saat dia memutuskan untuk pergi, artinya tak ada lagi sesuatu dari dirimu yang mampu membuatnya bertahan. Toh, jika dia benar-benar ingin bertahan bersamamu, tanpa kamu mintapun dia akan tetap tinggal.

Hanya karena satu perasaan yang dinamakan 'cinta'; semua menjadi abu-abu. Kamu yang memaafkan dia meskipun dia telah meremukkan hatimu lebih dari hancur. Kamu yang selalu membelanya, meskipun kamu tahu dia bersalah. Kamu yang selalu dibuat menungu olehnya. Kamu yang selalu memikirkannya, bahkan disaat dia mengabaikanmu. Kamu yang selalu tersenyum, mengubur sakit hatimu dalam-dalam hanya karena kamu masih ingin bersamanya. Kamu, yang menuli s sajak berisikan dia, bahkan disaat diapun tak membawamu dalam kalimatnya.

Saat cinta membuat buta, logika tak berarti lagi. Tapi, orang-orang yang kamu sayangi itu pada akhirnya pasti akan pergi. Mereka mungkin pergi karena kehilangan perasaannya, atau karena semua usaha yang kalian lakukan demi hubungan kalian ini tak akan berhasil. Namun kamupun akan melihat dalam mata mereka, merekapun sakit. Merasakan perih yang kamu rasakan. Namun, mereka yang meninggalkan akan lebih cepat tersembuhkan lukanya daripada kamu yang di tinggalkan.

Namun saat luka mereka sembuh, lukamu akan semakin membesar. Mengingat dulu di pernah mencintai kamu. Pernah menangis dan tertawa bersamamu. Pernah memelukmu dan menggenggam tanganmu. Pernah menangis karenamu.

Saat kamu menatap dia, kamu mungkin akan melihat luka itu lagi. Namun, luka yang kamu lihat itu bukan luka dia. Tapi itupun lukamu sendiri. Luka yang tak bisa kamu sembuhkan. Luka karena selalu memaafkan. Luka karena terlalu peduli. Luka karena terlalu mencintai. Luka karena tak sanggup menutup kotak memori.

Memang tak mudah, akupun merasakannya. "Pernah" merasakannya. Namun untuk apa kamu terjebak di kotak memorimu bersamanya jika diapun mampu menutup memorinya bersamamu tanpa mempedulikanmu lagi? Mampu berlari menigalkanmu seakan-akan kamu tak berharga.

Cintamu itu layaknya pasir, semakin kamu coba untuk menggenggamnya, pasir itu akan keluar dari sela-sela jarimu. Lagipula, cinta itu akan datang dengan sendirinya. Tanpa kamu harus menanti dan menangis karenanya.

Karena sesungguhnya saat cinta membuatmu menangis, dia akan jera dan tak akan membuatmu menangis lagi karena hal yang sama. Malah sebaliknya, dia akan selalu berusaha membuatmu tersenyum bahkan di saat kamu sedang terpuruk.


Posted via Blogaway

No comments:

Post a Comment