Friday 21 June 2013

21 Juni 2013

hari ini gue kehilangan inspirasi untuk nulis di blog. jadi, gue memutuskan untuk menceritakan perasaan gue yang sampe sekarang bikin gue... bingung. iya, bingung. gue bingung harus ngapain. bukan harus ngapain pas ditanya 'lagi apa?' tapi gue bingung gimana harus bersikap sama seseorang.

let say, cowok ini deket banget sama gue. dia bilang, dia sayang sama gue. gue juga sih sebenernya... waktu gue jalan sama dia, itu rasanya seneng mau mampus. seneng banget gue. nah... terus dia tuh bilang sama gue, dia sayang sama gue blabla gitulah. dia cerita sama sahabat-sahabat gue. dan dia bilang, dia gak mau pacaran sekarang-sekarang ini.

PLIS DEH gue gak gila status kali. gue tau diri. gue tau lo masih susah ngelepas mantan lo kan? kalopun iya juga gapapa. sayang itu butuh waktu. dan lo gak bisa mengatur perasaan lo untuk suka sama ini atau sama itu. karena, hati menentukan pilihannya sendiri.

berat ya bahasa gue -_- tapi emang begitu adanya. lo sayang sama gue, kalo lo belom siap pacaran LAGI juga gapapa. emangnya gue nuntut apa sih? emangnya gue segitu gila statusnya? gue aja woles waktu jalan sama lo.

to be honest, lo doang cowok yang bisa bikin gue lupa pegang hape. lo doang cowok yang bisa bikin gue nyaman. lo doang cowok yang bisa bikin gue ngerasa seneng gak ada batas. lo doang cowok yang bisa bikin gue terlalu peduli. lo doang cowok yang bisa bikin gue khawatir berlebihan.

tapi gue gak ngerti jalan pikiran lo, lo ngerasain hal yang sama kayak gue atau engga. tapi gue gak pernah maksa. karena hati punya pilihan sendiri.

lo gak bisa paksa hati lo untuk ngelupain dia dan mulai buka hati untuk gue. hati itu memilih jalannya sendiri, bukannya dipilihin.

inget itu.

gue sayang lo, tanpa menuntut apa-apa. 

Thursday 20 June 2013

:))



Ketika kamu bertemu seseorang, dan kamu menjalaninya begitu saja, semuanya akan terasa nyaman. Dan ketika terjadi ketidak sengajaan, kalian jatuh cinta. Jatuh cinta itu memang mudah, kamu bertemu dengannya, berbincang, menemukan kecocokan dan perbedaan, dan tahu-tahu, kamu jatuh cinta begitu saja. 

Hatimu memilih, bukan dipilih. Hatimu tak meminta untuk dicintai, namun hatimu memilih untuk mencintai.

Namun terkadang, cinta itu juga bisa membuat kamu jatuh. Selayaknya terjatuh dari langit tertinggi. Dan ketika kamu terjatuh, rasanya begitu sakit. hatimu remuk, hancur berkeping-keping. Misalnya, saat kamu melihat orang yang kamu sayangi, menyayangi orang lain. Sakitnya luar biasa kan? Haha. Ya, aku sangat mengerti perasaan itu.

Tapi, cinta itu tak pernah memaksa. Dan cinta tidak harus memiliki. Hidup itu untuk mencintai dan mengasihi, bukan untuk di cintai dan di kasihi. Cinta itu bahagia, saat orang yang kamu cintai bahagia bersama orang lain. Cinta itu tersenyum, saat hati ini tersakiti. Cinta itu mengerti. Dan cinta itu merelakan.
Meskipun semua terasa berat, dan mungkin sulit bagimu untuk melakukannya, tapi itulah kenyataannya. Kalau kamu memang benar-benar mencintainya seperti yang kamu katakan, kamu akan melepaskan dia dan belajar tersenyum saat dia tertawa bersama orang lain. Meskipun hatimu menangis, yakinlah bahwa wajahmu akan tersenyum dan memperlihatkan pada dunia: “I’M NOT GONNA BREAK DOWN AND CRY.” Kamu kuat. Kamu berdiri tegak.

Sahabatku pernah mengatakan ini: Setiap pilihan ada resikonya. Sama seperti jatuh cinta; jatuh cinta tak  menutup kemungkinan bahwa kamu akan sakit hati. Tapi, cinta itu mengerti, merelakan, dan tersenyum.

Mungkin dia tak mengerti mengapa kamu tetap menyayangi dan mencintai dia. Namun isi hati siapa yang tahu? :]

Wednesday 5 June 2013

Untitled.

"Makasih buat perhatian yang tulus itu. Tapi gue mohon sama lo, jangan pernah peduli lagi sama gue karena guepun udah gak mau peduli sama lo. Lupain semua yang udah pernah kita alami. Makasih buat semuanya." 

Mudah bagimu untuk mengatakannya. Mudah bagimu, untuk memohon agar aku melupakanmu. Padahal, kasihku kepadamu terus bertambah dan bertambah seiring bumi berotasi. 

3 tahun yang lalu, aku mengungkapkan perasaanku kepadamu. 3 tahun yang lalu, semuanya terjadi dengan begitu manis. 3 tahun yang lalu, kejadian-kejadian yang terjadi dan mengalir begitu indah, selalu ku ingat setiap detiknya. 3 tahun yang lalu, saat aku dan kamu di pertemukan. 3 tahun yang lalu.

3 tahun yang lalu, kutulis surat untukmu, tujuh lembar. Tujuh, bukan jumlah yang sedikit. Semua yang kurasakan, ku tuangkan ke atas kertas putih; kertas putih yang tak mengerti jalan cerita ini. Surat itu kamu baca. Entah apa yang ada di pikiranmu saat itu, akupun tak mengerti. Segera setelah kamu membaca surat itu, kamu menghubungiku lewat telepon. Menurutku, saat itu adalah saat termanis. suaramu bagaikan nada yang mengalun menjadi satu. Namun, itu adalah terakhir kalinya bagi aku dan kamu berkomunikasi.

3 tahun aku menunggu, tanpa kejelasan. Sampai akhirnya, datanglah sebuah surat. Tepatnya, satu lembar surat. Saat aku membukanya, kamu mengatakan bahwa kamu mengasihiku. Bahwa kamu sadar, selama tiga tahun ini, kamu juga mengasihiku, sebesar kasihku padamu. 

Aku tak mengerti perasaan yang melandaku saat aku membaca surat darimu. Entah kasih dan benci yang terus berperang, aku tak mengerti. Perasaan ini terus berkecamuk, tanpa bisa aku kendalikan. Sungguh sulit untuk ku mengerti.

Ingin rasanya aku benci padamu, karena kamu sudah membuatku menunggu selama 3 tahun tanpa kepastian. Namun, seberapapun aku ingin membencimu, aku tetap memiliki kasih. Kasih yang sama besarnya dengan rindu yang menguasai hati dan pikiranku selama 3 tahun ini. 

Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku membalas suratmu. 2 lembar. Meskipun kurasa dua lembar itu tak cukup untuk menggambarkan perasaanku selama ini. 

Satu hari, dua hari, seminggupun berlalu. Aku sibuk, lupa dengan surat itu. Lalu datang sebuah balasan, yang isinya seperti itu. "tak usah mempedulikan aku lagi."

Kurasa semuanya cukup, aku mengerti. Tapi, apapun yang terjadi, tak akan membuatku berhenti mendoakanmu. Maaf, dan terimakasih atas semuanya.

Semuanya.

I hope I can protect the only thing I can't live without. That's you. - Tony Stark.

Sunday 2 June 2013

Maaf.

Maaf, dan terimakasih. Hanya itu yang bisa aku katakan. Maaf, karena aku pernah menyukaimu. Maaf, karena aku pernah menyayangimu. Maaf, karena aku pernah mengasihimu. Maaf, karena kamu pernah ada di hatiku. Maaf, karena aku pernah mengisi hatiku hanya dengan namamu. Terimakasih, karena kamu telah membiarkanku menyayangimu. Terimakasih, karena kamu telah membuat hari-hariku yang selama ini hitam dan putih, menjadi lebih berwarna.

Sejujurnya, aku tak begitu ingat, bagaimana awalnya kita bertemu. Seingatku, semuanya berawal dari pesan singkat di BBM, perkenalan yang diawali dengan senyuman manis. Kita saling berkenalan, dan lama kelamaan, kita semakin dekat. Tanpa ku sadari, setiap hari, kita saling berkirim pesan. Setiap pagi, sapaan hangat darimu selalu kutunggu, dan sebagai penutup hari, kamu selalu berkata "Selamat malam!:D" itulah yang ku bayangkan akan terjadi setiap hari. Lalu tanpa sadar, aku telah mengasihimu.

Sampai akhirnya suatu hari aku bertanya: "Kalo gue suka sama lo gimana?" pertanyaan yang mudah, namun jawaban yang sulit. Ya, aku tak ingin memberitahukan apa jawabanmu waktu itu, tentunya. Haha. Bagiku, semua sudah berakhir.

Seiring berjalannya waktu, aku semakin tak sanggup menahan rasa yang telah ada. Kepalaku terus berputar, hatiku terus berdegup, berharap kamu tahu yang sesungguhnya. Saat kamu akhirnya mengetahui perasaanku, respon yang kamu berikan sangat tidak terduga. Kupikir, kamu akan menjauh. Kupikir, kamu akan pergi. Yah, setidaknya, begitulah pada awalnya.

Semakin hari, melewati minggu-minggu dan bulan-bulan, kamu semakin menjauh. Kamu berubah. Apakah karena kamu sebentar lagi akan pergi jauh? Aku diam saja. Tak berkomentar satu katapun. Sampai suatu saat, aku melihat di salah satu jejaring sosial, bahwa kamu telah memiliki sahabat baru. Oh, jadi begitu. Kamu melupakanku.

Yah mungkin itu asumsiku, sampai akhirnya kita bertengkar karena apa yang ku anggap benar dan apa yang kamu anggap benar, bertolak belakang. Kamu pikir, aku mau bertengkar denganmu? Akulah satu-satunya orang yang ada saat kamu membutuhkan orang lain untuk berpegangan. Akulah satu-satunya orang yang ada saat kamu kebingungan dan membutuhkan tempat bercerita. Akulah orang yang ada saat kamu sendirian dan tak memiliki tempat untuk bersandar.

Aku tak menuntut untukmu agar menganggapku 'ada'; tetapi setidaknya, aku minta; JANGAN BERUBAH. Aku tahu, setiap hari pasti kita bertemu dengan orang baru, teman dan sahabat baru. Tapi, bolehkah aku minta agar aku tetap menjadi sahabat mu? Sahabat yang selalu ada di suka dan dukamu? Jangan menjauh... Aku pernah sayang. PERNAH. Semua sudah berlalu. Mungkin bagimu, aku terlalu melankolis. Ya, terserah padamu.

Aku hanya tidak ingin kamu berubah dan menjauh. Itu saja. Maaf jika permintaanku terlalu berat bagimu. Maaf.