Wednesday 31 July 2013

Bolehkah?

Langit begitu biru, burung-burung berkicau menyanyikan satu melodi merdu. Aku, yang kebingungan, menengadah ke langit dan mencari inspirasi untuk menulis. Pensil dan kertas telah terletak manis di sebelahku. Sambil memandang langit, aku mencoba menerka, bentuk awan yang ada di sana.

Saat aku menerka-nerka dan tertawa melihat keajaiban alam yang di ciptakan-Nya, aku merasakan ada orang yang mendekat. Kamu datang. Kamu, orang yang bisa membuat seluruh perhatianku teralih. Kamu, yang membuatku mensyukuri seluruh ciptaan Tuhan.

Oh, salah. Kamu bukan datang menghampiriku. Kamu hanya 'lewat'; bersama teman-temanmu. Hhh, mungkin memang aku yang bodoh. Mana mungkin kamu, yang tinggi, tampan, dan terkenal se-antreo sekolah, bisa menyukaiku?

Bodoh. Aku hanyalah anak perempuan bodoh dari kelas sebelah, yang berharap agar kamu bisa menyukaiku. Mana mungkin seorang 'aku'; yang culun, berwajah pas-pasan, pendek, tidak terkenal dan mengikat rambut ala orang jaman dahulu, bisa di sukai olehmu?

Aku hanya bisa tersenyum malu saat kamu melangkah semakin dekat ke arahku. Aku menatap matamu yang begitu indah, begitu tajam. Kurasa, kamu bisa merasakan tatapanku; tatapan seperti menelanjangi dirimu melalui matamu. Saat mata kita bertemu, kita berdua sama-sama tersentak.

Kamu tersenyum.

Oh, apakah aku yang berkhayal, ataukah memang kamu tersenyum kepadaku? AKU?

Aku menghabiskan sepanjang hari dengan tersenyum dan tertawa. Senyummu masih terbayang dalam pikiranku, dan setiap kali aku memikirkanmu dan senyummu, rasanya aku ingin mati saja.

Namun, bolehkah aku berharap?

I shouldn't have to tell you about my feelings. But I can keep it inside, for sure.