Sunday 17 April 2016

Pagi, Malam, Sore dan Senja.

Sore selalu menikmati pertemuan sementaranya dengan Senja.
Senja pula, dengan cintanya kepada Malam;
Ia rela dimatikan warnanya oleh sang kegelapan.
Namun, entah mengapa Malam menunggu Pagi.
Dan Pagi selalu menyambut terangnya dengan bahagia,
Tanpa menggubris adanya Malam
Yang rela mengantarkan Pagi, sementara sang gelap harus menunggu lagi.
Menunggu, untuk bertemu lagi dengan sang Pagi.

Demikian, dengan adanya sebuah cerita
Aku berharap bisa setulus Sore, yang selalu menunggu datangnya Senja
Walaupun sementara, namun ada rasa bahagia dan menerima.
Menerima bahwa Senja lebih bahagia ketika ia memuja Malam.
Aku ingin menjadi seperti malam,
Selalu ada untuk menghantarkan Pagi bangun dari gelapnya.
Dan timbul setiap pagi untuk menjadi bahagia sendiri,
Walau Malam harus mati.

Mereka menorehkan cerita yang berbeda.
Mengenai bahagia dan kesakitan.
Sedih, namun melepaskan.
Dan kuharap begitu juga yang sama
Terjadi padamu.
Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu,
Karena sekarang, walaupun rasanya perih;
Aku merelakanmu.

No comments:

Post a Comment