Tuesday 28 January 2014

29 Januari 2014

Aku belajar kuat dari kelemahanku.
Belajar tersenyum dari tangisanku.
Belajar tertawa dari kesendirianku.
Menahan siksaan yang di dera hati ini.
Entah apa yang ku pikirkan.
Tak juga jera mencintai dia yang menyakiti.
Terkadang ingin rasanya ku hampiri dia dan ku bisikan ke telinganya, bahwa aku mencintai dia.
Aku sayang menyayanginya.
Namun aku hanya dapat membisikan dalam doa dan tangis.
Dalam kesunyian,
Berharap angin membawa bisikanku kepadanya.

Thursday 23 January 2014

Happy 16th, chatrine!;)

HAPPY SIXTEENTH CHATRINE! HAHAHAHA ASTAGA sumpah gue ngakak ini. Semoga panjang umur sehat selalu, langgeng langgeng dan rukun sama vindri(?) Terus makin jago pianonya, jangan sombong sombong mentang mentang punya pacar.....doain gue nyusul HAHAHA AMIN.

Gimana rasanya gue kerjain? WKWKWKWKWK gamungkin kali yah gue ngambek dan marah sama lo garagara hal kecil gt doang. Alaybgt gue -__- abis gue udah bingung mau ngerjain lo kayak gmn lg, kalo gue betein lo h-1 ultah lo, ketauan dong wkwkwkwk ga seru jadinya gue marah sama lo purapura wkwk alasannya samasekali galogis:') maapin yak.

Makin sayang sama gue dan lainlain, makin dewasa, ga childish dan ga egois lagi, jangan cengeng nangis nangis bwek:p semoga kita bisa naik kelas dan lulus dari SMA dengan nilai yg baik dan bisa masuk universitas yang kita pengenin amin!

Gitu deh kalo ga sebutin aja wishnya apa nanti gue aminin lagi wkwkwkwkwk

Wednesday 22 January 2014

Pernah terasa nyata

Semua itu pernah terasa nyata. Semua itu pernah membahagiakanku, meskipun hanya untuk sekejap mata. Namun saat kebahagiaan itu memudar, membuatku tersadar dari mimpi yang indah ini.

Disini, aku mencoba pergi dan hidup tanpamu. Bertahan, walaupun takkan mudah. Akankah kamu mengerti rasa ini? Ketulusan dan keagungan rasa ini? Berusaha menyudahi semua yang kita jalani. Kini, takkan ada lagi kita. Hanya ada rindu yang mungkin masih tersisa, bagiku. Mungkin cerita ini bukan untuk kita berdua.

Mungkin cerita ini bukan tentang kita. Tapi tentang aku dan kamu. Yang tak mungkin bisa bersatu.

4 Mei 2014

Hujan tak henti. Dinginnya angin menyerbu seisi rumah. Aku, menyelimuti tubuhku dengan sehelai selimut tebal dan ditemani dengan segelas cokelat panas.

Kutatap setiap rintiknya yang membasahi bumi. Membuat wangi hujan kembali menyeruak diantara tetesannya.

Perasaan itu ada lagi. Entah apa yang membuatku mengingatnya lagi dan lagi.

Dan, ya, selama ini selalu dia.

Wednesday 8 January 2014

Empty

Air mata ini tak bisa berhenti menetes.
Bahkan setelah sekian lama.
Setelah aku begitu di hina dan di benci karena bersamanya.
Setelah aku di tinggalkan begitu saja tanpa dia sadar bahwa aku disini dengan tulus menantinya.
Setelah dia begitu menyakitiku.
Setelah aku memaafkannya begitu saja.
Setelah aku tersenyum karena kebodohan-kebodohan kecil yg di buatnya, meskipun kebodohan itu hanya ku lihat dalam mimpi.


Posted via Blogaway

8 Januari 2014

Aku terduduk di dalam ruangan belajarku dengan buku dan pensil. Ditemani segelas cokelat panas dan sekaleng biskuit, aku mengetuk-ngetukkan pensilku di atas meja. Memikirkan apa yang akan aku tulis di atas lembaran ini.

Dan tiba-tiba aku bergidik sendiri. Terlalu takut mengukir tulisan baru di atas lembaran baru. Terlalu takut untuk memulai permulaan yang baru. Karena sesungguhnya, aku belum benar-benar menutup lembaran lama itu.

Dan sejujurnya, aku merasa bagaikan cahaya yang kehilangan pancarannya. Yang kurasakan sekarang hanyalah kekosongan. Hampa.

Aku pernah berkata kepada seorang teman: "Langit dan hujan selalu memberiku inspirasi. Memberiku perasaan yang....lain. Memberikanku sesuatu untuk ku cetak di atas kertas. Memulai awal yang baru."

Namun sekarang, langit hanyalah langit. Hujan hanyalah hujan. Mereka tak lagi sama. Langit yang ku tatap sekarang abu-abu, tak pernah biru. Hujan yang ku lihat tak pernah berhenti menetes. Bukan lagi pelangi yang ku lihat, namun awan hitam yang memayungi diriku.

Tak lagi sama.

Posted via Blogaway

Posted via Blogaway

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway